MENINGKATKAN DAILY LIVING SKILL PADA ANAK DOWN SYNDROME DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODELLING

Down Syndrome atau sindrom down merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan Anak down syndrome biasanya kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik kasar dan halus. Seperti misalnya kesulitan menggenakan pakaian berkancing dan memasang sepatu bertali sendiri. Anak down syndrome dan anak normal pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dalam tugas perkembangan, yaitu mencapai kemandirian. Namun, perkembangan anak down syndrome lebih lambat dari pada anak normal. Jadi diperlukan suatu terapi untuk meningkatkan kemandirian anak down syndrome. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melatih motorik halusnya melalui behavior therapy dengan teknik modelling. Teknik modelling adalah satu teknik yang menunjukkan terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi karena adanya peniruan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan daily living skill pada anak down syndrome dengan menggunakan teknik modelling.

Subyek pada penelitian ini terdiri atas 2 anak. Subyek pertama (S) adalah seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dan subyek kedua (T) adalah seorang anak perempuan berusia 10 tahun dan bersuku jawa. Kedua subyek tersebut dilaporkan oleh orangtua dan guru mereka. Orangtua S mengeluhkan bahwa S masih belum bisa menulis, dan mandiri, seperti mengenakan pakaian yang berkancing, menali sepatunya sendiri, dan menggosok gigi. Sedangkan keluhan dari pihak guru, S masih belum bisa memegang pensil dengan benar. Sedangkan orangtua T mengeluhkan bahwa T belum bisa menggosok gigi dan menyisir rambutnya sendiri Hasil asesment memperlihatkan bahwa mereka memiliki ciri_c,iri down syndrome, mempunyai kemampuan kognitif yang tergolong retardasi mental sedang, kesulitan mengkoordinasikan gerakan mata dan tangan, serta kemampuan daily living skill tergolong rendah. Selain karena keterbatasan subyek, rendahnya daily living skill subyek dikarenakan pola asuh orangtua yang selalu memanjakan dan melayani semua kebutuhan subyek.

Hasil intervensi memperlihatkan bahwa teknik modelling dapat meningkatkan daily living skill pada kedua subyek. Terapi perilaku dengan teknik modelling memberikan perubahan pada kedua subyek secara positif meskipun belum optimal. Teknik modelling tidak dapat menyelesaikan permasalahan subyek secara utuh yang berhubungan dengan kondisi emosi subyek dan pola asuh orangtua. Untuk menyelesaikan permasalahan secara menyeluruh dapat dilakukan dengan memberikan intervensi lanjutan. Terus mengajari anak dengan memberikan contoh dalam melakukan aktifitas sehari-hari dapat membantu meningkatkan daily living skill mereka.

0 Response to "MENINGKATKAN DAILY LIVING SKILL PADA ANAK DOWN SYNDROME DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODELLING"

Posting Komentar